home

Minggu, 13 Mei 2012

Di Bawah Rintik Hujan Saat Itu


Di Bawah Rintik Hujan Saat Itu


Aku masih ingat waktu itu aku masih duduk di bangku sd, keseharianku tak terlepas dari yah rutinitas sekolah tentunya,,,

Hehehe,,, nakalnya aku, liarnya aku, dan jiwa berpetualangku yang besar membuatku seperti manusia yang bebas kala itu, mungkin sampai saat ini juga.
Pulang dari sekolah tentunya ku pulang ke rumah lalu ku pergi lagi untuk membawa bekal siang ayahku yang sedang bekerja. Aku menikmatinya, sungguh menikmatinya, melihatnya lelah sehabis bekerja dan aku seolah-olah seperti malaikat yang membawa kebahagiaan yg membuatku semakin bergairah dan tak mau terlambat menemuinya.
Membiarkannya beristirahat dan menikmati makanan yang kubawa, akupun kembali berpetualang dengan diriku sendiri. Tak kubiarkan keinginanku hilang begitu saja. Dasar anak manis!!

Anak manis????

Siapa???

Aku???

Hehehe,,, aku bukan anak yang manis. Aku anak yang polos. Anak yang mengikuti keinginannya, yang mengikuti kekuatannya.  Yups, kekuatan yang dimiliki oleh anak seusiaku, aku rasa cuma aku yang punya. Ya, karena itu adalah aku.  Akupun membiarkan diriku berpetualang. Berpetualangan sendiri??? Oh tentu tidak. Aku dan teman-temanku, ya kadang berdua, bertiga, berempat, ataupun lebih dari itu. Tergantung dari seberapa banyak teman yang berhasil aku rayu,hehehe. Hari itu hanya kami bertiga yang bermain.

Tiba-tiba hujan datang !!

Yak,, hmmm,, kamipun terperangkap dengan larutnya hujan. Ku pasrahkan diriku kembali ke tempat ayahku bekerja. Hujan menemaniku. J
Akupun akhirnya kembali menemui ayahku dan sesaat kemudian kami pulang. Saat itu transportasi yang sering digunakan adalah kaki. Kami pulang berjalan kaki dibawah derasnya hujan. Sangat romantis J
Derasnya hujan dan dinginnya suasana itu membuat kami terpaksa berteduh di teras rumah orang. Sepertinya bukan terpaksa tapi ucapan terimakasihku pada hujan tepatnya.
Ayahku menceritakan kisah dari kota kelahirannya padaku. Aku mendengarkan dengan baik. Tidak, tidak,  aku membiarkannya bercerita dan aku hanya memandanginya. Memandanginya dan berkata dalam hati Kau ayahku.

Hehmm,,, kau ayahku. hanya kau. Terimakasih kenangan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar