Di Bawah
Rintik Hujan Saat Itu
Aku masih
ingat waktu itu aku masih duduk di bangku sd, keseharianku tak terlepas dari
yah rutinitas sekolah tentunya,,,
Hehehe,,,
nakalnya aku, liarnya aku, dan jiwa berpetualangku yang besar membuatku seperti
manusia yang bebas kala itu, mungkin sampai saat ini juga.
Pulang dari
sekolah tentunya ku pulang ke rumah lalu ku pergi lagi untuk membawa bekal
siang ayahku yang sedang bekerja. Aku menikmatinya, sungguh menikmatinya,
melihatnya lelah sehabis bekerja dan aku seolah-olah seperti malaikat yang
membawa kebahagiaan yg membuatku semakin bergairah dan tak mau
terlambat menemuinya.
Membiarkannya
beristirahat dan menikmati makanan yang kubawa, akupun kembali berpetualang
dengan diriku sendiri. Tak kubiarkan keinginanku hilang begitu saja. Dasar anak
manis!!
Anak
manis????
Siapa???
Aku???
Hehehe,,,
aku bukan anak yang manis. Aku anak yang polos. Anak yang mengikuti
keinginannya, yang mengikuti kekuatannya. Yups, kekuatan yang dimiliki oleh anak
seusiaku, aku rasa cuma aku yang punya. Ya, karena itu adalah aku. Akupun membiarkan diriku berpetualang.
Berpetualangan sendiri??? Oh tentu tidak. Aku dan teman-temanku, ya kadang
berdua, bertiga, berempat, ataupun lebih dari itu. Tergantung dari seberapa
banyak teman yang berhasil aku rayu,hehehe. Hari itu hanya kami bertiga yang
bermain.
Tiba-tiba
hujan datang !!
Yak,, hmmm,,
kamipun terperangkap dengan larutnya hujan. Ku pasrahkan diriku kembali ke
tempat ayahku bekerja. Hujan menemaniku. J
Akupun
akhirnya kembali menemui ayahku dan sesaat kemudian kami pulang. Saat itu
transportasi yang sering digunakan adalah kaki. Kami pulang berjalan kaki
dibawah derasnya hujan. Sangat romantis J
Derasnya
hujan dan dinginnya suasana itu membuat kami terpaksa berteduh di teras rumah
orang. Sepertinya bukan terpaksa tapi ucapan terimakasihku pada hujan tepatnya.
Ayahku
menceritakan kisah dari kota kelahirannya padaku. Aku mendengarkan dengan baik.
Tidak, tidak, aku membiarkannya
bercerita dan aku hanya memandanginya. Memandanginya dan berkata dalam hati Kau
ayahku.
Hehmm,,, kau
ayahku. hanya kau. Terimakasih kenangan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar